Kamis, 31 Maret 2011

Do’a Ulama Tidak Dijawab Allah?

Dari Artikel Ustadz dan artikel yg lain yang telah saya baca, kebiadaban israel telah lama berlangsung, dan saya yakin seyakinnya, ribuan Ulama besar mendoakan kehancuran/azab bagi bangsa israel/yahudi. Tapi sampai sekarang, bahkan kengerian yg saya lihat di tv, Allah belum memberikan azab kepada mereka.
Apakah doa ulama, ustad, guru besar, tidak dikabulkan oleh Allah SWT mohon pencerahannya Ustadz, Mohon maaf pertanyaan saya ini, sepertinya meragukan Ulama besar, bahkan mungkin bersuuzdon kepada Allah.
Sekali lagi mohon maaf, ini karena kegetiran hati saya melihat bangsa Palestina saat ini, dimana anak2 kecil menjadi korban, mungkin ketidak sabaran saya menunggu keputusan Allah,Atau mungkin karena saya tidak bisa melihat rahasia Allah.
Mulyadi
Jl. Ulujami raya No.29
Ustadz Kholid menjawab :
Waalaikumus salam
Kami dapat mengerti dan dapat berempati atas perasaan antum mengenai hal ini. Kamipun sama merasakan penderitaan mereka dan marah atas serangan israel terhadap saudara-saudara kita di jalur Gaza dan yang lainnya. Namun jangan sampai kemarahan dan kesedihan kita tersebut menjerumuskan kita kepada perbuatan dosa. Apalagi sampai meragukan para ulama besar dan lebih-lebih lagi sampai berprasangka buruk kepada Allah.
Musibah dan bencana yang melanda umat manusia secara umum dan umat islam khususnya merupakan ujian dan teguran Allah kepada mereka, agar semua dapat mengambil pelajaran dan menyadari kesalahan dan dosanya. Atau juga mungkin untuk mengurangi dosa yang dipikulnya sehingga menghadap Allah dengan beban dosa lebih ringan. Hal ini dijelaskan Rasululloh dalam sabda beliau:
مَا يُصِيبُ الْمُؤْمِنَ مِنْ وَصَبٍ وَلَا نَصَبٍ وَلَا سَقَمٍ وَلَا حَزَنٍ حَتَّى الْهَمِّ يُهَمُّهُ إِلَّا كُفِّرَ بِهِ مِنْ سَيِّئَاتِهِ
Tidaklah menimpa seorang mukmin satu rasa sakit, kelelahan, penyakit atau kesedihan hingga rasa sedih yang dirasakannya kecuali akan menghapus dosa kesalahannya (HR Muslim).

Sehingga tidak ada perkara seorang muslim kecuali kebaikan. Demikianlah Rasululloh sampaikan dalam sabda beliau yang lainnya:
عَجِبْتُ مِنْ أَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَ الْمُؤْمِنِ كُلَّهُ لَهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَلِكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ كَانَ ذَلِكَ لَهُ خَيْرًا وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ فَصَبَرَ كَانَ ذَلِكَ لَهُ خَيْرًا
Aku kagum dengan perkara seorang mukmin, seungguh perkara seorang mukmin seluruhnya kebaikan baginya dan tidak ada hal itu pada seorang kecuali mukmin. Apabila menimpa mereka kesenangan maka ia bersyukur. Hal itu menjadi kebaikan baginya dan bila menimpanya kesulitan maka ia bersabar, mak hal itu menjadi kebaikan baginya (HR Ahmad).

Dengan demikian musibah yang menimpa saudara kita di jalur Gaza dan ditempat-tempat lainnya didunia ini, seperti di Afghanistan, Cechnya, Iraq, afrika dan belahan dunia lainnya yang membuat kita berduka dan bersedih, lalu kita bersabar dan tidak tergesa-gesa menyalahkan para ulama atau –waliyadzubillahi- kepada Allah. Mudah-mudahan menjadi sebab penghapus dosa kita semua.
Sedangkan untuk saudara kita yang di Palestina dan jalur Gaza secara khusus kami semua merasa berduka dan mencoba membantu mereka –tentunya dengan kemampuan dan tidak keluar dari koridor syariat-. Paling tidak kita semua harus menengadahkan kedua tangan kita kelangit memohon dengan kehinaan dan kerendahan diri kita kepada Allah agar segera memberikan kemenangan dan pertolongan kepada mereka. Juga mendoakan mereka yang terbunuh secara zhalim disana agar diterima sebagai orang yang mati syahid dan dimasukkan kedalam syurga yang penuh kenikmatan abadi.
Kepada para Mujahidin yang membela jiwanya, keluarga dan agamanya dari kezholiman musuh islam, maka bersabarlah dan yakinlah kemenangan akan datang bersama kesabaran sebagaimana sabda Rasululloh :
وَأَنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ ا
Sesungguhnya kemenangan bersama kesabaran. (HR Ahmad).

Adapun kegundahan saudara tentang belum nampak dimata kita kehancuran Yahudi padahal sudah banyak para ulama, ustadz, guru besar dan kaum muslimin yang mendoakan hal tersebut berulang-ulang. Maka kita harus menyikapinya dengan sikap sebagai berikut:
1. Meyakini bahwa doa seorang muslim mustajab bila memenuhi syarat-syaratnya sebagaimana sabda Rasululloh :
مَا عَلَى الْأَرْضِ مُسْلِمٌ يَدْعُو اللَّهَ بِدَعْوَةٍ إِلَّا آتَاهُ اللَّهُ إِيَّاهَا أَوْ صَرَفَ عَنْهُ مِنْ السُّوءِ مِثْلَهَا مَا لَمْ يَدْعُ بِإِثْمٍ أَوْ قَطِيعَةِ رَحِمٍ فَقَالَ رَجُلٌ مِنْ الْقَوْمِ إِذًا نُكْثِرُ قَالَ اللَّهُ أَكْثَرُ
Tidak ada seorang muslim dimuka bumi ini berdoa kepada Allah kecuali Allah akan memberikannya atau dipalingkan darinya kejelekan seperti itu, selama tidak berdoa dengan dosa atau memutus kekerabatan. Lalu seorang dari kaum berkata: Kalau begitu kita memperbanyak (doa)! beliau menjawab: Allah lebih banyak lagi (memberinya). (HR at-Tirmidzi dan dishohihkan dalam kitab Shohih kitab al-Adzkaar karya Syeikh Salim al-Hilali).

Apalagi bila yang melakukannya adalah para ulama dunia dan kaum muslimin, tentunya lebih mungkin diijabahi.
2. Tidak tergesa-gesa mendapatkan dan melihat hasil dari doa itu, bisa jadi doa-doa tersebut dikabulkan dengan sisi kedua yaitu dihilangkan dari mereka bahaya dan musibah yang lebih besar dari yang dihadapi sekarang ini. Hal ini tidak mustahil adanya.
3. Mengingatkan kaum muslimin di palestina untuk kembali kepada agama Islam yang benar sehingga mereka dapat bersatu dan tidak berpecah belah, kemudian Allah hilangkan musibah tersebut. Sebab Allah tidak merubah satu kaum kecuali mereka merubah keadaan mereka sendiri. Ingatlah dengan sabda Rasululloh :
إِذَا تَبَايَعْتُمْ بِالْعِينَةِ وَأَخَذْتُمْ أَذْنَابَ الْبَقَرِ وَرَضِيتُمْ بِالزَّرْعِ وَتَرَكْتُمْ الْجِهَادَ سَلَّطَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ ذُلًّا لَا يَنْزِعُهُ حَتَّى تَرْجِعُوا إِلَى دِينِكُمْ
Apabila kalian telah berjual beli dengan al-ienah, mengambil ekor sapi, ridho dengan pertanian dan meninggalkan jihad maka Allah menjadikan kalian hina. Tidak akan Allah cabut hingga kalian kembali kepada agama kalian. (HR Abu Dawud dengan sanad hasan).

Dan firman Allah yang artinya :
ž Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. (QS. Ar-Rad/13:11)

4. Berbaik sangka kepada Allah dengan menjadikan semua musibah yang ada sebagai sebab tingkah polah anak manusia dan Allah masih banyak mengampuni mereka dan tidak membalas mereka dengan keadilan. Seandainya Allah berbuat adil terhadap kita didunia ini tentulah dosa dan kebodohan kita membuat kita binasa didunia dan akherat.
5. Merujuk dalam memahami kondisi yang ada kepada para ulama syariat dan bersikap hati-hati tidak gegabah dalam menyikapi hal-hal besar seperti ini.
Mudah-mudahan jawaban singkat ini bermanfaat bagi kita. Wabillahitaufiq. (SuaraMedia.Com )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar