Kamis, 14 April 2011

Jet Latih yang Akan Dibeli RI Jadi Ekspor Perdana Korsel

Fitraya Ramadhanny - detikNews


<p>Your browser does not support iframes.</p>
Jet Latih yang Akan Dibeli RI Jadi Ekspor Perdana Korsel
<a href='http://openx.detik.com/delivery/ck.php?n=a59ecd1b&cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE' target='_blank'><img src='http://openx.detik.com/delivery/avw.php?zoneid=24&cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE&n=a59ecd1b' border='0' alt='' /></a>

Seoul - Korea Selatan menyambut gembira lampu hijau dari Indonesia, untuk membeli jet latih T-50 Golden Eagle. Ini akan menjadi ekspor perdana Korsel, walaupun kerja sama ini sempat tercoreng pembobolan dokumen delegasi Indonesia oleh agen rahasia Korsel.

Seperti dilansir dari AFP, Rabu (13/4/2011), Korea Aerospace Industries (KAI) mengumumkan telah mendapatkan status dari Menhan RI Purnomo Yusgiantoro. Meskipun, negosiasi harga dan rincian pembelian lain belum tuntas.

Deal terakhir, jika disepakati, akan menjadi kesempatan perdana ekspor T-50 Golden Eagle. Artinya T-50 mengalahkan para saingannya dari Italia, Rusia dan lain-lain.

"Hari ini sangat penting untuk kita, karena Korsel menjadi negara keenam di dunia yang mengekspor jet supersonik setelah AS, Rusia, Inggris, Prancis dan Swedia," kata Presiden KAI, Kim Hong Kyun, kepada wartawan.

Pemerintah Korsel mengungkapkan proyek T-50 ini sejak 2005, dengan teknologi Lockheed Martin dari AS. Korsel berharap bisa menjual 16 T-50 ke Indonesia dengan nilai US$ 400 juta atau Rp 3,4 triliun, demikian dilansir kantor berita Yonhap.

T-50 Golden Eagle ini rencananya akan menggantikan jet latih Hawk Mk-53 milik TNI AU yang sudah menua. Pejabat Korsel mengatakan T-50 bisa juga dipakai untuk serangan udara ringan, selain untuk latihan. Korsel berencana membuat T-50 yang lebih dominan untuk versi tempur.

Rencana pembelian pesawat ini sempat tercoreng aksi agen rahasia Korsel yang mencoba membobol dokumen milik delegasi Indonesia, Februari 2011 silam. Meski demikian, kerja sama pertahanan Korsel dan Indonesia sepertinya tidak terpengaruh.

Pada 2008, Korsel membeli 4 pesawat transpor Indonesia senilai US$ 90 juta atau Rp 774 miliar untuk fungsi patroli laut. Pada Juli 2010, Indonesia dan Korsel juga melakukan kerja sama untuk mengembangkan jet tempur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar